Ngunjung Karangkendal adalah sebuah tradisi atau adat kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Karangkendal, Kecamatan Kapetakan, sejak tahun 1982. Tradisi ini diadakan untuk mengenang jasa Syekh Magelung Sakti dalam upaya menyebarkan agama Islam di wilayah Cirebon, khususnya dalam usaha mengislamkan Prabu Cakraningrat dari Kerajaan Rajagaluh Majalengka.
Dalam upacara Ngunjung Karangkendal, masyarakat melakukan Tahlilan sebagai bentuk doa syukur di Situs Makam Syekh Magelung Sakti. Dodol juga dibuat sebagai hidangan dan oleh-oleh untuk menghormati tamu dari berbagai daerah yang datang.
Dalam wawancara dengan Ustad Tabi'in pada tanggal 15 Juli 2023, cerita mengenai Syekh Magelung Sakti diungkapkan. Ia memiliki rambut sangat panjang yang tidak bisa dipotong oleh siapa pun. Karena itu, ia melakukan perjalanan dari tempat ke tempat untuk mencari seseorang yang dapat memotong rambutnya. Orang yang berhasil memotong rambut panjangnya dianggap sebagai gurunya. Akhirnya, di Cirebon, ia bertemu dengan Sunan Gunung Jati yang memotong rambutnya. Nama Syekh Magelung Sakti pun berubah menjadi Pangeran Soka.
Tempat di mana rambut Syekh Magelung Sakti dipotong diberi nama Karanggetas. Ini adalah sebuah cerita yang sarat dengan makna budaya dan religius, serta memperkaya warisan budaya dan sejarah Desa Karangkendal.